Nanas, Pelangsing Tubuh

Coba tebak apa persamaan buah nanas dengan pemain sepak bola dunia Ronaldo? Jawabannya sama-sama berasal dari negeri Samba, Brasil, dan punya keunggulan yang mengundang decak kagum. Nanas di luar negeri dikenal dengan sebutan pineaplle ini punya keunggulan yang patut diacungi jempol. Nanas bisa meluruhkan timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Berkat nanas, tubuh yang semula gembul perlahan-lahan menjadi langsing dan singset.

Bukan cuma itu. Buah yang kulitnya dipenuhi sisik emas ini membuat sistem pertahanan tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa,
sukrosa, serta, dan enzim bromelain yang tersimpan dan buah nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuan penyakit-penyakit serius, seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.

Nanas memang berpotensi menjadi tanaman obat. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,enzim bromelain dalam buah nanas berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood coagulation).

Kandungan serat nanas yang cukup tinggi, cocok mengobati sembelit. Makan buah nanas, sama artinya mengonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya, buang air besar yang tadinya tersendat, menjadi lancar kembali. Nanas juga cukup baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang sakit. Dalam nanas terkandung zat-zat yang dapat meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh.

Mengangkat sel kulit mati
Buah dan daun nanas bermanfaat pula membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement). Sebuah percobaan yang dilakukan terhadap beberapa ekor tikus yang mengalami luka bakar memperlihatkan bahwa enzim dalam daun dan buah nanas dapat mengangkat jaringan kulit yang mati akibat luka bakar. Enzim ini terus bekerja sampai jaringan kulit yang sehat menampakkan diri.

Memetik Khasiat Nanas
Menurunkan berat badan
Sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, kupas lalu cuci sampai bersih. Potong seperlunya, lalu jus atau parut, kemudian peras airnya. Agar air sari nanas diperoleh secara maksimal, peras dengan menggunakan potongan kain bersih. Minum air nanas sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.

Sembelit
Pilih 3 buah nanas yang belum masak. Kupas dan cuci bersih. Parut atau jus, kemudian peras airnya. Minum air perasan nanas 2 kali sehari setelah makan. Masing-masing setengah gelas.

Radang tenggorokan
Sediakan 2 buah nanas masak. Kupas kulitnya, cuci sampai bersih, potong seperlunya, kemudian parut atau dibuat jus. Peras airnya. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.

Kembung atau rasa penuh di perut karena pencernaan terganggu
Minum jus nanas sekitar 30 menit sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari sekitar masing-masing sebanyak 1/2 gelas (150 cc).

Cacingan
Pilih 1 buah nanas muda. Kupas lalu cuci sampai bersih, kemudian bilas dengan air masak lalu parut. Peras dan saring air parutan. Minumkan sedikit demi sedikit pada anak yang menderita cacingan.

Ketombe
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas kulitnya, parut, peras lalu saring airnya. Tambahkan perasan 1 jeruk nipis ke dalam air nenas. Aduk rata. Kemudia gosokan pada kulit kepala yang berketombe. Lakukan sebelum tidur dan keramaslah keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.

Radang kulit (Dermatitis)
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas, cuci bersih, lalu parut. Gosokkan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan pada malam hari menjelang tidur. Biarkan semalaman dan cucilah pada esok hari.

Luka bakar, gatal, bisul
Ambil beberapa helai daun nanas, cuci sampai bersih lalu tumbuk hingga halus. Balurkan pada bagian kulit yang sakit.

Keseleo atau Memar
Sediakan 1 buah nanas matang, kupas, cuci bersih, potong-potong seperlunya. Jus potongan nanas tadi, dan minum airnya sekaligus.

Efek samping nanas
Tidak semua orang bebas mengonsumsi nanas. Buah yang satu ini mempunyai efek samping

  1. Menggugurkan kandungan Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Makanya, nanas sering digunakan untuk mengatasi haid yang terlambat. Wanita hamil disarankan untuk tidak mengonsumsi nanas muda.
  2. Memicu rematik Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini isa memicu kekambuhan rematik gout. Ini bisa memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
  3. Meningkatkan gula darah Buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.
  4. Menimbulkan rasa gatal Terkadang sehabis makan nanas segar, mulut dan lidah terasa gatal. Untuk menghindarinya sebelum dimakan, rendamlah potongan buah nanas dengan air garam.

Sumber: human health
Read More →

10 HAL TENTANG ANTIBIOTIKA

Oleh: Dr. Handrawan Nadesul

Antibiotika tentu bukan sesuatu yang asing. Namun, bagaimana antibiotika selayaknya digunakan, tak semua orang tahu.

1. Apa sebetulnya manfaat antibiotika?

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dibuat untuk melawan bibit penyakit, khususnya kuman. Ada beragam jenis kuman, ada kuman yang besar, ada yang kecil, dengan sifat yang beragam pula.

Kuman cenderung bersarang di organ tertentu di tubuh yang ditumpanginya. Ada yang suka di otak, di paru-paru, di usus, saraf, ginjal, lambung, kulit, atau tenggorok, dan lainnya. Di organ-organ tempat bersarangnya itu, kuman tertentu menimbulkan infeksi. Kuman tipus menimbulkan penyakit tipus di usus, kuman TBC di paru-paru, selain bisa juga di tulang, ginjal, otak, dan kulit. Kuman lepra di saraf dan kulit, kuman difteria di tenggorokan, tetanus di saraf, dan banyak lagi.

Awalnya, ditemukan jenis antibiotika penisilin, lalu sulfa, yang digunakan untuk mengobati semua penyakit infeksi. Sekarang, sudah berpuluh-puluh jenis antibiotika ditemukan, baik dari rumpun yang sama, maupun dari jenis yang lebih baru. Setiap antibiotika memiliki kemampuannya sendiri dalam melawan kuman. Itu sebab, setiap rumpun kuman memiliki penangkalnya masing-masing yang spesifik. Namun, kebanyakan antibiotika bersifat serba mempan atau broadspectrum. Artinya, semua kuman dapat dibasminya.

Selain itu, ada pula jenis antibiotika yang sempit pemakaiannya, spesifik hanya untuk kuman-kuman tertentu saja. Misalnya, antibiotika untuk kuman TBC (mycobacterium tuberculosis), untuk lepra atau kusta (mycobaterium leprae), atau untuk tipus (salmonella tyhphi).

2.Kapan antibiotika digunakan?
Antibiotika digunakan jika ada infeksi oleh kuman. Infeksi terjadi jika kuman memasuki tubuh. Kuman memasuki tubuh melalui pintu masuknya sendiri-sendiri. Ada yang lewat mulut bersama makanan dan minuman, lewat udara napas memasuki paru-paru, lewat luka renik di kulit, melalui hubungan kelamin, atau masuk melalui aliran darah, lalu kuman menuju organ yang disukainya untuk bersarang.

Gejala umum tubuh terinfeksi biasanya disertai suhu badan meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri. Infeksi di kulit menimbulkan reaksi merah meradang, bengkak, panas, dan nyeri. Contohnya bisul. Di usus,
bergejala mulas, mencret. Di saluran napas, batuk, nyeri tenggorok, atau sesak napas. Di otak, nyeri kepala. Di ginjal, banyak berkemih, kencing merah atau seperti susu.

Namun, gejala suhu tubuh meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri, bisa juga bukan disebabkan oleh kuman, melainkan infeksi oleh virus atau parasit. Dari keluhan, gejala dan tanda, dokter dapat mengenali apakah infeksi disebabkan oleh kuman, virus, atau parasit.

Penyakit yang disebabkan bukan oleh kuman tidak mempan diobati dengan antibiotika. Untuk virus diberi antivirus, dan untuk parasit diberi antinya, seperti antimalaria, antijamur, dan anticacing. Jika infeksi oleh jenis kuman yang spesifik, biasanya dokter langsung memberikan antibiotika yang sesuai dengan kuman penyebabnya. Misal bisul di kulit, tetanus, difteria, tipus, atau infeksi mata merah.

Untuk infeksi yang meragukan, diperlukan pemeriksaan khusus untuk memastikan jenis kuman penyebabnya. Caranya dengan melakukan pembiakan (kultur) kuman. Bahan biakannya diambil dari darah atau air liur, dahak, urine, tinja, cairan otak, nanah kemaluan, atau kerokan kulit.

Dengan biakan kuman, selain menemukan jenis kumannya, dapat langsung diperiksa pula jenis antibiotika yang cocok untuk menumpasnya (tes resistensi). Dengan demikian, pengobatan infeksinya lebih tepat. Jika tidak dilakukan tes resistensi, bisa jadi antibiotika yang dianggap mampu sudah tidak mempan, sebab kumannya sudah kebal terhadap jenis antibiotika yang dianggap ampuh tersebut.

3.Kenapa semakin banyak kuman yang kebal antibiotika?
Pemakaian antibiotika di negara-negara sedang berkembang sering tidak terkontrol dan cenderung serampangan. Antibiotika yang bisa dibeli bebas, ketidaktahuan pemakaian, dan tidak dipakai sampai tuntas, menimbulkan generasi kuman yang menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika yang digunakan secara tidak tepat dan serampangan itu. Pemakaian antibiotika yang tidak dihabiskan, atau menebusnya setengah resep, misalnya.

Semakin sering dan banyak disalahgunakan suatu antibiotika, semakin cepat menimbulkan kekebalan kuman yang biasa ditumpasnya. Pemakaian antibiotika golongan erythromycine yang paling banyak dan luas dipakai di dasawarsa 80-an, semakin banyak melahirkan generasi kuman yang kebal terhadapnya. Lalu, dibuat generasi baru dari rumpun yang sama. Setiap beberapa tahun, lahir jenis generasi antibiotika baru untuk membasmi jenis kuman yang sudah kebal. Tentu, dengan harga yang lebih mahal.

4.Apa efek samping antibiotika?
Seperti obat umumnya, antibiotika juga punya efek samping masing-masing. Ada yang berefek buruk terhadap ginjal, hati, ada pula yang mengganggu keseimbangan tubuh. Dokter mengetahui apa efek samping suatu antibiotika, sehingga tidak diberikan pada sembarang pasien. Pasien dengan gangguan hati, misalnya, tidak boleh diberikan antibiotika yang efek sampingnya merusak hati, sekalipun ampuh
membasmi kuman yang sedang pasien idap. Dokter perlu memilihkan antibiotika lain, mungkin kurang ampuh, namun tidak berefek pada hati.

Namun, jika suatu antibiotika tidak ada penggantinya, antibiotika tetap dipakai, dengan catatan, bahaya efek samping pada seorang pasien memerlukan monitoring oleh dokter, jika dipakai untuk jangka waktu yang lama. Antibiotika untuk TBC, misalnya, yang diminum sedikitnya 6 bulan, perlu pemeriksaan fungsi hati secara berkala, agar jika sudah merusak hati, obat dipertimbangkan untuk diganti.

5.Apa bahaya terlalu sering menggunakan antibiotika?
Pemakaian antibiotika yang terlalu sering tidak dianjurkan. Di negara kita, orang bebas membeli antibiotika dan memakainya kapan dianggap perlu. Sedikit batuk pilek, langsung minum antibiotika. Baru mencret sekali, langsung antibiotika. Padahal belum tentu perlu. Kenapa?

Belum tentu batuk pilek disebabkan oleh kuman. Awalnya oleh virus. Jika kondisi badan kuat, penyakit virus umumnya sembuh sendiri. Yang perlu dilakukan pada penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
memperkuat daya tahan tubuh dengan cukup makan, istirahat, dan makanan bergizi. Pemberian antibiotika pada batuk pilek yang disebabkan oleh virus hanya merupakan penghamburan dan merugikan badan, sebab memikul efek samping antibiotika yang sebetulnya tak perlu terjadi.

Kasus batuk pilek virus yang sudah lama, yang biasanya sudah ditunggangi oleh kuman, baru membutuhkan antibiotika untuk membasmi kumannya, bukan untuk virus flunya. Tanda batuk pilek membutuhkan antibiotika adalah dengan melihat ingusnya. Yang tadinya encer bening sudah berubah menjadi kental berwarna kuning-hijau. Selama ingusnya masih encer bening, antibiotika tak diperlukan.

Minum antibiotika kelewat sering juga mengganggu keseimbangan flora usus. Kita tahu, dalam usus normal tumbuh kuman yang membantu pencernaan dan pembentukan vitamin K. Selain itu, di bagian-bagian tertentu tubuh kita juga hidup kuman-kuman jinak yang hidup berdampingan dengan damai dengan tubuh kita. Di kemaluan wanita, di kulit, di mulut, dan di mana-mana bagian tubuh ada kuman yang tidak mengganggu namun bermanfaat (simbiosis).

Terlalu sering minum antibiotika berarti membunuh seluruh kuman jinak yang bermanfaat bagi tubuh. Jika populasi kuman jinak yang bermanfat bagi tubuh terbasmi, keseimbangan mikroorganisme tubuh bisa terganggu, sehingga jamur yang tadinya takut oleh kuman-kuman yang ada di tubuh kita berkesempatan lebih mudah menyerang.

Itu maka, banyak orang yang setelah minum antibiotika yang kelewat lama, kemudian terserang penyakit jamur. Bisa jamur di kulit, usus, seriawan di mulut, atau di mana saja. Keputihan sebab jamur pada wanita, antara lain lantaran vagina kelewat bersih oleh antisepsis yang membunuh kuman bermanfaat di sekitar vagina (Doderlein).


6.Berapa lama seharusnya konsumsi antibiotika?
Lama pemakaian antibiotika bervariasi, tergantung jenis infeksi dan kuman penyebabnya. Paling sedikit 4-5 hari. Namun, jika infeksinya masih belum tuntas, antibiotika perlu dilanjutkan sampai keluhan dan gejalanya hilang. Pada tipus, perlu beberapa minggu. Demikian pula pada difteria, tetanus. Pling lama pada TBC yang memakan waktu berbulan-bulan. Termasuk pada kusta.

Pada infeksi tertentu, setelah pemakaian antibiotika satu kir, perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman ulang untuk memastikan apakah kuman sudah terbasmi tuntas. Infeksi saluran kemih, misalnya, setelah selesai satu kir antibiotika dan keluhan gejalanya sudah tiada, biakan kuman dilakukan untuk melihat apa di ginjal masih tersisa kuman. Jika masih tersisa kuman dan antibiotikanya tidak dilanjutkan, penyakit infeksinya akan kambuh lagi.

Termasuk pada infeksi gigi. Sakit gigi biasanya disebabkan oleh adanya kuman yang memasuki gusi dan tulang rahang melalui gigi yang bolong atau keropos. Dalam keadaan demikian, gusi membengkak dan gigi nyeri. Antibiotika diberikan sampai keluhan nyeri gigi hilang. Jika antibiotika hanya diminum sehari-dua, kuman di dalam gusi belum mati semua, sehingga infeksi gusi dan sakit gigi akan kambuh lagi.


7.Kenapa antibiotika bisa tidak mempan?
Antibiotika tidak mempan karena dua hal. Yang paling sering, kuman penyebab penyakitnya sudah kebal terhadap antibiotika tersebut. Untuk itu perlu dicari antibiotika jenis lain yang lebih sensitif. Biasanya perlu dilakukan tes resistensi mencari jenis antibiotika yang tepat.

Yang kedua karena tidak dilakukan tes resistensi dulu dan langsung diberikan antibiotika secara acak, sehingga kemungkinan pilihan antibiotikanya tidak tepat untuk jenis kuman penyebab penyakitnya. Antibiotikanya memang tidak mempan terhadap kuman penyebabnya.

Kita mengenal ada kuman jenis gram-negatif. Untuk itu perlu antibiotika untuk jenis kuman itu. Jika diberikan antibiotika untuk jenis kuman gram-positif, tentu tidak akan mempan, sebab antibiotikanya salah sasaran. Atau bisa oleh karena infeksinya bukan disebabkan oleh kuman, melainkan oleh virus atau parasit. Jamur kulit tak mempan diberi salep atau krim antibiotika, misalnya.


8.Apa artinya antibiotika yang keras?
Artinya tidak perlu antibiotika dari generasi yang baru, kalau dengan antibiotika klasik (golongan penicillin) masih mempan. Namun, untuk infeksi ringan saja (flu), seringkali diberikan antibiotika generasi mutakhir. Selain jauh lebih mahal, tubuh pun memikul efek samping yang biasanya lebih berat. Semakin ampuh antibiotika, biasanya semakin keras pula efek sampingnya. Membunuh lalat tak perlu pakai panah, cukup ditepuk. Begitu pula untuk infeksi enteng. Kalau bisa, jangan lekas-lekas memakai antibiotika. Tubuh kita memiliki perangkat antibodi. Setiap bibit penyakit, apa pun jenisnya, yang masuk ke dalam tubuh, akan dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Tubuh baru menyerah kalah jika bibit penyakitnya sangat ganas, jumlahnya banyak, dan daya tahan tubuh sedang lemah.

Tidak setiap kali dimasuki bibit penyakit, tubuh kita akan jatuh sakit. Jika kekebalan tubuh prima, bibit penyakit yang sudah memasuki tubuh akan gagal menginfeksi, dan kita batal jatuh sakit. Infeksi umumnya baru terjadi jika tubuh sedang lemah. Untuk itu, perlu bantuan zat anti yang dikirim dari luar. Kiriman zat anti dari luar itulah yang diperankan oleh antibiotika.


9.Kenapa orang bisa pingsan usai minum atau disuntik antibiotika?
Adakalanya, sehabis minum atau disuntik antibiotika bisa pingsan. Orang-orang tertentu yang berbakat alergi, umumnya tidak tahan terhadap antibiotika golongan penisilin, baik yang diminum maupun yang disuntikkan. Beberapa menit sampai beberapa jam sesudahnya muncul reaksi alergi. Rasa tebal dan gatal di bibir, pusing, mual, muntah, lalu pingsan. Jika ringan hanya gatal-gatal mirip biduran. Reaksi hebat bisa menimbulkan reaksi kulit melepuh, berbisul-bisul (Steven-Johnson syndrome).

Bagi yang berbakat alergi, perlu dites dulu sebelum mendapat suntikan antibiotika golongan penisilin. Jika positif, jangan diberikan. Atau jika pernah ada riwayat gatal sehabis minum atau disuntik antibiotika, buatlah catatan, agar lain kali dapat mengingatkan dokter kalau tidak tahan antibitioka tersebut. Sekarang reaksi alergi terhadap antibiotika sudah jarang terjadi, sebab tersedia banyak pilihan antibiotika yang lebih unggul dari penisilin tanpa risiko alergi.


10. Apakah semua antibiotika hanya untuk diminum?
Tidak. Selain dalam bentuk obat minum (oral), ada juga dalam bentuk suntikan (parenteral), salep, krim, supositoria (dimasukkan ke liang dubur atau vagina); lotion, dan tetes. Infeksi kulit memakai salep atau krim antibiotika, infeksi mata merah memakai tetes atau salep mata, infeksi telinga tengah memakai tetes kuping antibiotika, keputihan kuman dipakai antibiotika berbentuk peluru yang dimasukkan ke dalam vagina (bagi yang sudah menikah, tidak buat yang masih gadis).

Antibiotika streptomycine, garamycine, hanya dalam bentuk suntikan, tidak tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul. Sebaliknya, kebanyakan antibiotika yang diminum belum tentu ada dalam bentuk suntikannya. Tapi, ada juga antibiotika baik dalam bentuk suntikan maupun yang diminum.

Membubuhi serbuk antibiotika pada lubang gigi yang sakit seperti kebiasaan sementara orang atau pada luka, tidak terlalu tepat. Efek penembusan antibiotika ke jaringan gusi yang terinfeksi tidak sebaik jika diminum, atau bisa menyerap optimal seperti antibiotika yang sudah dalam bentuk salep atau krim jika untuk dipakai pada kulit
Read More →

Olahraga, Kunci Utama Pengobatan Nyeri Pinggang

Jangan terburu-buru minum obat jika rasa nyeri mulai melanda tubuh anda,terutama di bagian pinggang. Obat bukan cuma satu-satunya penyelamat untuk mengatasi rasa nyeri. Bisa jadi, olahraga yang memacu gerakan tubuh yang dinamis adalah terapi terbaik.

dr. KRT. Lucas Meliala, SpKJ, SpS(K) mengungkapkan hal itu kepada Pusat Data Persi di sela-sela simposium paradigma baru Penatalaksanaan Nyeri yang diselenggarakan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Halim Perdanakusuma di Jakarta akhir pekan lalu.

Meliala mengungkapkan, hampir 90% nyeri yang terjadi pada tubuh manusia, terutama pinggang dipicu oleh kondisi under use atau kurang gerak. Kurang gerak dapat memicu kekakuan otot sehingga saat tubuh dikondisikan untuk mengangkat benda berat atau banyak bergerak, timbullah rasa nyeri tersebut.

"Untuk itu, sebenarnya tidak perlu obat, terutam obat yang diminum. Jika mau gunakan saja balsem atau koyo. Hati-hati, obat kimia justru dapat berefek negatif. Sebaiknya, istirahatkan saja tubuh anda. Lihat perkembangannya, jika nyerinya tergolong ringan tak perlu obat apa pun. Itu hanya pertanda, di masa datang anda harus makin rajin bergerak untuk melatih otot anda," kata Meliala.

Meliala menegaskan, kunci terbaik untuk menangani nyeri adalah olahraga. Namun, hati-hati pula, tubuh yang terlalu banyak bergerak atau over use juga dapat menjadi bumerang.

Selain itu, kata Meliala, posisikan juga tubuh Anda secara benar dan tepat saat mengangkat beban, terutama beban berat. "Jangan sembarangan angkat-angkat. Posisikan tubuh anda secara tepat dengan beban yang akan diangkat. Jika mungkin, jangan gunakan hanya satu tangan, gunakan dua tangan untuk membagi beban tubuh itu secara merata," ujar Meliala. (IIS)

Sumber: PdPersi
Read More →

Nyeri Dada, Tak Hanya Sakit Jantung

Ketika dada terasa nyeri, banyak orang langsung berpikir tentang
serangan jantung. Keluhan ini memang kerap menandai gejala sakit
jantung. Ternyata banyak jenis penyakit yang salah satu indikasinya
adalah nyeri dada, diantaranya kanker paru, kanker payudara dan
meningkatnya asam lambung.

Tidak semua nyeri dada berasal dari adanya gangguan pada organ jantung.Namun, nyeri dada memang merupakan gejala khas dari sakit jantung.Menurut Dr. Hary Utomo, Sp. JP, nyeri dada karena kelainan jantungdiakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen ke otot jantung.

Ketidakseimbangan itu bisa karena kebutuhan oksigen meningkat atau
pasokannya kelewat rendah, bisa juga kombinasi keduanya. Pada penderita penyempitan pembuluh nadi koroner (pembuluh darah yang menyuplai makanan), otomatis pengaliran darah terbatas.

"Kalau penderita membutuhkan konsumsi oksigen berlebih, seperti waktu berolahraga atau ketika menghadapi situasi menegangkan, misalnya marah, bisa diperkirakan timbulnya gejala angina atau nyeri dada tadi," papar dokter ahli jantung dan pembuluh darah dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta itu. Gejala ini bisa bertambah parah bila disertai kram pembuluh darah yang biasa disebut spasme.

Dapat berakhir fatal
Sensasi nyeri dada akibat penyakit jantung koroner bisa bermacam-macam. Biasanya berupa rasa tertindih beban berat, rasa dicengkeram, mual atau enek, rasa panas terbakar, atau rasa tercekik di leher.

Bagian tubuh yang mengalami keluhan itu bisa di tengah dada, ulu hati, juga antara tulang belikat, dengan penjalaran ke lengan kiri, leher dan rahang. Gejala ini awalnya timbul saat penderita melakukan kegiatan fisik yang menguras tenaga.

Keluhan tersebut biasanya akan hilang setelah penderita beristirahat. Namun, bila penyakit pembuluh darah tersebut dibiarkan berkembang, keluhan juga akan muncul di waktu istirahat.

Bertambah beratnya penyakit membuat nyeri dada berlangsung makin lama dan bisa disertai keringat dingin, gelisah, kaki dan tangan dingin, bahkan sampai kejang dan kesadaran menurun. Jika tidak segera mendapat pertolongan medis, kasus ini dapat berakhir fatal.

Angka kematian karena syok kardiogenik ini lebih dari 95 persen.
Kalaupun pasien tertolong, seringkali mengalami gejala sisa berupa
kelainan saraf atau gagal ginjal.

Tes Lebih Dini
Di rumah sakit, penderita nyeri dada akan menjalani pemeriksaan fisik, laboratoris dan foto rontgen. Jika dibutuhkan juga dilakukan
elektrokardiografi dan ekokardiografi. Setelah diperoleh kepastian
adanya penyempitan pembuluh koroner akan dilakukan angiografi.

Sebagai upaya deteksi dini, Dr. Hary menyarankan agar mereka yang
berusia 35 tahun mulai menjalani tes uji latih (treadmill) setiap tahun sekali. Jika memiliki faktor risiko tinggi seperti kebiasaan merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (kelainan profil lemak darah), tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, sebaiknya melakukan tes itu di usia lebih muda lagi.

Bisa juga dipilih pemeriksaan kombinasi ekokardiografi dan tes uji latih yang disebut stress echocardiography. Cara ini dapat memvisualisasikan segmen dinding jantung yang diduga mengalami gangguan pasokan oksigen.

Pemeriksaan yang tergolong baru adalah Magnetic Resonance Angiography (MRA). Untuk mengetahui area jantung mana yang mengalami gangguan pasokan darah bisa dilakukan pemeriksaan dengan radio isotop Thalium atau Technicium. Teknik invasif seperti katerisasi memang sensitivitasnya hampir 100 persen, tapi sebaiknya dikerjakan hanya bila indikasi lebih positif mengalami PJK.

Keluhan utama
Nyeri dada juga berhubungan erat dengan penyakit paru dan saluran
pernapasan. Contohnya, TB paru (tuberkulosis), bronkitis, pneumonia, asma bronkial, jamur paru, PPOK (penyakit paru obstruksi kronik), penyakit paru kerja, dan kanker paru. Nyeri dada, batuk, dan sesak napas merupakam keluhan utama penderita penyakit pernapasan kronik dan kanker paru ini.

Jerawat, bisul dan luka memar di dada juga bisa menimbulkan nyeri dada. "Herpes zoster menimbulkan nyeri dada yang sangat sakit, kendati belum terjadi kelainan di kulit," ungkap Dr. Alexander K. Ginting S., dokter dari RSPAD Gatot Subroto.

Rangsangan atau tekanan di pleura parietal (selaput rongga dada juga menimbulkan nyeri dada. Iritasi pada bronkus akibat mengisap asap, debu, dan zat kimia juga sering menimbulkan keluhan nyeri dada seperti terbakar.

Rokok memberi sumbangan yang amat besar untuk terjadinya penyakit
pernapasan kronik serta kanker paru. Telah diketahui bahwa di dalam asap rokok terdapat 63 komponen yang bersifat karsinogenik atau zat penyebab penyakit kanker.

Nyeri dada ternyata juga merupakan gejala khas adanya peningkatan asam lambung dan berbagai asam lambung itu ke tonggorokan. Demikian menurut Dr. H. Syafruddin A.R. Lelosutan, Sp.PD., dari bagian
SubGastroenterologi-Hepatologi Departemen Penyakit Dalam, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Gangguan itu biasa disebut penyakit refluks
gastroesofageal (PRGE).

Penderita nyeri dada akibat PRGE sebenarnya cukup banyak. Namun, banyak orang lebih cenderung berpikir tentang gangguan jantung dan paru, bila mengalami nyeri dada.

Sebuah penelitian di Orlando, Amerika Serikat, pada tahun 1995 menemukan bahwa PRGE terjadi pada 40 persen populasi orang dewasa. Insiden itu meningkat pada kelompok usia lebih dari 40 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria.
Sumber: Senior
Read More →

Mencegah dan Mengatasi Batu Empedu Secara Alamiah

Oleh : Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak di
perut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedu
menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung
empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu
berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin, seperti vitamin A,
D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein,
garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol.
Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan
dikeluarkan melalui feses.

Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah terbentuknya
batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu empedu
disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang. Batu
empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam
kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu kandung empedu terbentuk
dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan menjadi masalah bila masuk
ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu
dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas
jahitan pada suatu operasi.

Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut
kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam
saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui
kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu,
sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di
samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses
pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat
pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal
ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk
partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,
yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat
seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna
hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga
bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi
rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.

Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan
memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan
makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu
empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang
kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk
ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu
menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut
pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan
ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut,
gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh
agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran
empedu), dan feses berwarna coklat.

Penyakit batu kandung empedu dan saluran empedu biasanya menyerang
orang-orang berusia antara 20 - 50 tahun. Penyakit ini 6 kali lebih
sering terjadi pada wanita sampai usia 50 tahun. Di atas usia tersebut
sama untuk kedua jenis kelamin. Selain itu, wanita yang mengalami lebih
dari 2 kali kehamilan, maka resiko mendapatkan batu empedu semakin
tinggi. Obesitas/kegemukan mempunyai resiko menderita batu empedu lebih
tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Beberapa upaya
pencegahan terbentuknya batu empedu yang dapat ditempuh antara lain
menjaga berat badan agar tetap normal, menurunkan kolesterol, dan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Tetapi di lain pihak,
diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat merangsang
hati untuk mengeluarkan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam cairan
empedu, sehigga dapat menimbulkan batu empedu.

Untuk mengetahui apakah tubuh kita terdapat batu empedu digunakan suatu
alat pendeteksi batu empedu yang disebut ultrasound, yaitu dengan
menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga. Gelombang
suara ini diarahkan ke tubuh dan pantulan gelombangnya kemudian diolah
komputer yang akan menunjukkan ada atau tidaknya batu empedu. Selain itu
batu empedu dapat diketahui melalui foto sinar X dan pemeriksaan darah
di laboratorium.

Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu
mengistirahatkan kandung empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak
merangsang kandung empedu untuk bekerja keras. Kandungan protein dalam
diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Kalori perlu pula
dibatasi, karena kebanyakan penderita batu empedu juga penderita
obesitas. Bahan makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan juga
harus dihindari.

Cara alamiah yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu yaitu :

30 gram daun keji beling segar + 30 gram sambiloto segar + 60 gram
rambut jagung direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya
disaring, diminum hangat-hangat.

60 gram herba kumis kucing segar + 30 gram tongkol jagung + 30 gram daun
meniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya
disaring, diminum hangat-hangat.

30 gram daun sendok segar + 30 gram daun kembang pukul empat segar + 100
gram akar alang-alang direbus dengan 700 ccc air hingga tersisa 300 cc,
airnya disaring, diminum hangat-hangat.

Minum jus apel sebanyak 4 gelas setiap hari selama 5 hari. Pada hari
ke-6 lakukan puasa, dan pada saat berbuka puasa minum air putih + 30
gram garam inggris, pada pukul 20.00 minum ½ gelas air lemon + ½ gelas
minyak zaitun, aduk lalu diminum.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas,
lakukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan
panci enamel atau periuk tanah. Tetep konsultasi ke dokter.
Sumber: hembing
Read More →

Mencegah Dan Mengatasi Alergi dengan Cara Tradisional

Oleh : Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa saat setelahmengkonsumsi suatu jenis makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah satu dari sekian banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai.

Tubuh kita memiliki serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan.
Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme tersebut kita kenal sebagai sistem kekebalan/imun. Secara singkat sistem kerja dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing misalnya bakteri atau virus memasuki tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari bahan asing penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar)yang hanya akan membasmi protein khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh kita disebut antibodi. Sedangkan protein asing yang akan diserang dan dilumpuhkannya disebut antigen.

Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus menemui dua protein asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata lain, kita harus diserang terlebih dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus campak tubuh tidak akan begitu bermasalah,tapi masalah akan menjadi rumit/serius jika tubuh berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya, mereka yang selamat dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan/pertahanan mereka yang bekerja cepat dan mulai memproduksi antibodi dalam waktu singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat,mereka yang terinfeksi akan kurang beruntung.

Debu, serbuk sari, jamur, makanan dan bahan yang pada dasarnya tidak membahayakan dapat bertindak sebagai antigen pada orang tertentu.
Bahan-bahan tersebut memasuki tubuh lewat paru-paru atau saluran cerna kemudian menerobos masuk ke dalam jaringan, di situlah mereka merangsang pembentukan antibodi. Akibat bertemunya antigen dan antibodi itulah yang merusak jaringan yang bersangkutan dan menimbulkan gejala/keluhan alergi.

Tidak semua orang yang terserang alergi menimbulkan keluhan jika jumlah antigen kurang dari takaran ambang batas. Kecuali jika takaran ini dilampaui, maka tubuh akan menampakkan/timbul gejala alergi. Antigen ini dapat berupa sejumlah serbuk sari yang dibawa angin yang cukup membuat pilek alergi, hingga menyantap beberapa porsi makanan selama beberapa hari berturut-turut sebelum timbul gejala. Penderita mungkin tidak akan sembuh dengan cara menghindari suatu bahan bila terdapat beberapa faktor alergi. Jika seseorang alergi terhadap sejumlah bahan sekaligus, sedangkan hanya berpantang satu jenis dan masih menyantap yang lainnya,tentu saja tidak akan sembuh.
Setiap orang dapat mengenali alergi makanan bila reaksinya mendadak
cepat dan parah karena penderita mengalami ruam yang serius setiap kali memakan bahan tersebut. Tapi, bila alergi disebabkan makanan sehari-hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar.
Sebetulnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun penyakitnya tampak menghilang, mungkin hanya kambuh sekali-kali ketika kebetulan memakan antigen terlalu banyak atau adanya faktor pemicu seperti stres yang secara tidak langsung menurunkan ketahanan tubuh. Karena reaksi gejalanya jarang terjadi, maka penderita sulit mengetahui penyebabnya.
Berhubung daya tahan tubuh semakin berkurang, maka tubuh tidak lagi
dapat mengatasi proses penyakit dan timbullah gejala penyakit tersebut.
Bentuk penyakit yang timbul antara satu orang dengan orang lainnya
tidaklah sama, tergantung bagian tubuh mana yang terserang lebih parah.

Reaksi alergi tentunya merupakan manifestasi pada seseorang secara
keseluruhan. Gejalanya akan tergantung pada fungsi organ tersebut yaitu
dapat terangsang atau tertekan. Suatu alergi yang menyerang mata akan
menimbulkan mata merah dan gatal; jika menyerang hidung akan pilek atau
bersin-bersin; bila menyerang paru-paru akan menyebabkan asma atau
batuk; jika menyerang saluran pencernaan menyebabkan sakit perut,
kembung, diare atau muntah-muntah; menyerang persendian dapat
menyebabkan nyeri dan kaku; jika yang terserang kepala dapat menimbulkan
sakit kepala, jika menyerang kulit menimbulkan eksim,
bentol-bentol/gatal-gatal, dan sebagainya.
Alergi dapat terjadi pada semua usia baik pada mereka yang mempunyai
bakat alergi maupun tidak/nonalergik. Pada anak-anak yang paling sering
ditemukan yaitu asma bronkiale. Sedangkan alergen yang paling sering
menyerang anak-anak yaitu tepung sari, debu rumah, bulu hewan, air liur
hewan, dan makanan.

Tips pencegahan dan menghindari alergen :

Jaga selalu kesehatan tubuh dan lingkungan.

Pindahkan sarang debu seperti pernak-pernik, buku, hiasan dinding, dan
sebagainya

Bila anda alergi pada bulu binatang, jangan membiarkan binatang berbulu
masuk ke dalam ruangan.

Hindari penggunaan kain yang terbuat dari wool atau bahan dari bulu.

Hindari tanaman atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara.

Gunakan pembersih udara elektris untuk membersihkan debu, jamur atau
polen dari udara.

Gantilah permadani atau gorden berat yang menangkap dan menyimpan debu
dengan tirai yang dapat dicuci dan permadani dari katun.

Jika anda alergi terhadap jenis makanan tertentu, hindari makanan
penyebab alergen tersebut.

Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi yaitu :

15 gram jahe + 30 cc cuka beras putih/rice venegar + gula merah
secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya
disaring, diminum. Lakukan secara teratur sehari sekali.

Jika alergi menyerang hidung sehingga menimbulkan pilek atau
bersin-bersin dapat menggunakan cara tradisional berikut:

7 lembar daun sambung nyawa + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 500
cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

daun lidah buaya secukupnya dikupas kulitnya lalu dijus. Teteskan jus
lidah buaya ke dalam hidung sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet.

Sedangkan bila alergi menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal
atau eksim dapat digunakan :

sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang
secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit
yang terkena alergi.

daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada
bagian kulit yang terkena alergi.

Jika alergi menyerang paru-paru yang mengakibatkan asma dapat
menggunakan :

10 kuntum bunga kenop + 10 - 15 gram jahe direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

30 gram daun pegagan + 10 gram bawang putih direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan
lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan
sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah.
Sumber: hembing
Read More →
 
© 2011 blog serba ada | Designs By Bhambank Mbambong Blog | Powered by Blogger